Saturday, October 11, 2008

Buku jadi Gaya Hidup, Itu Perlu!

Dari : Info Galangpress info.galangpress@gmail.com
Mungkinkah buku menjadi gaya hidup (life style)? Jawabannya mantap,"Ya, bisa!", kata Mardiyanto, editor Galangpress dalam acara Roundtable PRO 2 RRI Jogja (15/09) yang dipandu Erna dan Luluk.Saat ini penerbitan buku sedang menggeliat, banyak buku-buku hadir dan bisa menjadi panduan hidup bagi semua orang. Hadirnya buku-buku how
to, novel religi, dan makin variatifnya pilihan judul buku membuat pembaca bisa bebas memilih buku.

Ya, dalam kehidupan saat ini me'life style-kan buku bukanlah omong kosong bak impian di siang bolong. Lihat saja, awalnya minum kopi hanyalah cara agar tahan dari rasa kantuk, tapi coba sekarang minum kopi bukan lagi untuk mencegah kantuk tapi juga ajang kumpul-kumpul dan diskusi, akhirnya minum kopi malah menjadi gaya hidup baru para mahasiswa dan eksekutif muda.

Jadi, mengapa buku tidak! Setiap hari kita habiskan pulsa dan saban akhir pekan menyatroni J.Co, KFC, Hoka Hoka Bento, dan sebagainya. Mengapa kita menyatroni toko-toko buku saja, berburu buku menarik dan inspiratif. Hal inilah yang mesti ditumbuhkan pada masyarakat, kesadaran, bahwa ada kekayaan terpendam di dalam sebuah buku.

Buku adalah jendela dunia, dari sebuah buku kita bisa menemukan ide,gagasan, bahkan bergegas bertindak setelah membacanya. "Jika ada 6 anak saja di sekolah yang setiap minggu sekali mengunjungi toko buku maupun perpustakaan dan menebarkan virusnya kepada kawannya, bukan tidak mungkin satu kelas akan keranjingan membaca," kata Mardiyanto.

Sudaryanto, seorang aktifis Forum Lingkar Pena (FLP) Jogja juga yakin bahwa ke depan dunia kepenulisan dan budaya membaca akan semakin semarak. Jika semua orang ke mana-mana menenteng buku, pastilah buku telah menjadi gaya hidup seperti halnya di negara-negara maju.

Plus Bedah Buku
Dalam acara berdurasi 180 menit itu juga diadakan bedah buku dari penerbit Pustaka Marwa (Galangpress Group) buku berjudul "Tahajud Energi Sejuta Mukjizat" yang menghadirkan Muhammad Thobroni (penulis).Dalam buku setebal 155 hlm tersebut M. Thobroni lebih banyak mengungkapkan kisah menarik di seputar Tahajud, seperti tahajudnya seorang mahasiswa ketika akan menghadpi ujian, tahajudnya seorang
pengangguran dalam perjuangannya mendapatkan pekerjaan, tahajudnya seorang yang ingin mencari jodoh, dan sebagainya. "Jadi, buku saya ini lebih banyak berisi kisah yang menggugah daripada tatacara dan rakaat shalat tahajud", kata M. Thobroni.

Dalam acara tersebut antusiasme pendengar cukup banyak, terbukti banyak telepon dan sms yang masuk ke PRO 2. Ke depan menurut Erna dan Luluk kegiatan semacam bedah buku dan diskusi akan mendapat tempat di masyarakat. Langkah ini tentu saja untuk membiakkan makin menjamurnya minat masyarakat kita terhadap budaya gemar membaca. Dan kerja sama dengan Galangpress akan terus berlanjut. Salut deh ....dan kita tunggu
(mrd)

Salam dahsyat, Galangpress Groups, www.galangpress.com, www.galangpress.wordpress.com

Saturday, September 13, 2008

Ayo Nikmati Efek Dahsyat Membaca !!!

Ayo Nikmati Efek Dahsyat Membaca!!!

Setelah melakukan shalat dhuhur ke 9 di bulan Ramadhan 1429 H, Hernowo didapuk untuk menyampaikan materi ter”anyar”nya yaitu “Menulislah Agar Dirimu Mulia: Pesan dari Langit”. Buku ke 33 yang ditulisnya ini merupakan serangkaian buku tentang menulis lainnya yang sudah dituliskannya dalam usianya yang sudah memasuki kepala 4 ini.

Meskipun di Bulan Ramadhan, namun saya merasa menjadi salah satu orang yang paling beruntung untuk menyaksikan dan melihat semangatnya yang menggebu-gebu dalam menyampaikan materi yang ia tulis tersebut. Bahkan, sampai sekarang Hernowo Tak pernah berhenti dalam memberikan wawasan kepada setiap orang yang dijumpainya dalam setiap training atau ceramahnya. Ya, materi yang disampaikannya sebagian besar adalah tentang membaca dan menulis.

Dalam pemaparannya Hernowo mengungkapkan tentang pentingnya membaca. Kenapa Penting? Karena banyak orang yang menganggap bahwa kegiatan membaca itu dianggap sebagai sesuatu yang biasa dan tidak luar biasa, dahsyatnya membaca ini menurutnya jarang disentuh -terutama untuk orang-orang yang awam. Padahal wahyu pertama yang turun dari Allah kepada Rasulullah Saw adalah surat Al-'Alaq, yaitu Iqra.... (Bacalah).

Kalo saja kita sering meluangkan waktu, banyak hal yang dapat dimanfaatkan dengan membaca. Karena banyak sekali buku yang dengan jenis fiksi dan non fiksi (novel, biografi, sains fiction, psikologi, filsafat dll), yang memberikan dan menawarkan sesuatu yang baru. Begitu juga bagi Mas Hernowo. Dalam bukunya ini, beliau banyak menuliskan buku-buku dan para penulis yang mempengaruhinya. Ada Quantum Learning, Laskar Pelangi dgn Andrea Hirata, Harry Potter dgn JK Rowling, Dr. Howard Garrdner dengan teori Multiple Intelliegences, Rhenald Kasali, R.T. Kiyosaki, Stephen R. Covey dll. Ia merasa seperti diajak mengembara ke tempat-tempat yang jauh, dan memiliki banyak sekali kehidupan.

Menurut Edward Coffey -yang saya kutip dari buku membacalah Agar dirimu Mulia-
Kegiatan membaca yang dpt diselenggarakan secara kontinyu dan konsisten dapat menciptakan lapisan penyangga yang melindungi dan mengganti-rugi perubahan otak. Oleh karenanya proses membaca itu dapat menggantikan sel-sel yang mati di dalam otak kita karena tidak pernah dipergunakan, untuk kemudian menjadi sel baru yang lebih hidup.

Ketika Mas Hernowo memberitahukan tentang minat baca di Indonesia yang masih nol persen, salah seorang Audience di Mesjid Bio Farma merasa getir. Ia yang pernah merasakan hidup di Negeri Sakura, terkagum-kagum melihat semangat membaca masyarakat Jepang. Karena setiap hari, setiap saat, setiap orang yang ditemuinya, benar-benar tidak dapat dilepaskan dari buku. Dari mulai anak-anak sampai dengan orang dewasa. Dari mulai mengantri untuk mendapatkan kereta, menunggu panggilan di tempat praktek dokter, sampai dengan menunggu tibanya kereta di tujuan. Setiap orang terlihat bersemangat dalam membaca.

Budaya baca di Indonesia makin tergerus oleh media-media elektronik yang terus menerus menggempur kita. Bahkan dengan terus berkembangnya arus informasi serta teknologi, maka kebanyakan kita belum siap untuk mengantisipasinya. Seperti teknologi televisi misalnya, para pemilik stasiun televisi berlomba-lomba untuk mendapatkan jatah kue iklan untuk masing-masing stasiun tv-nya. Bahkan seringkali, banyak program tayangan mereka yang tidak mendidik. Kita-lah (para orangtua, para pendidik dan yang lainnya) yang harus memiliki filter agar mengalihkan kenikmatan menonton dengan kenikmatan membaca. Karena membaca -menurut mas Hernowo - adalah sebuah keterampilan sebagaimana memasak atau juga menyetir mobil. Dengan membiasakan membaca setiap hari selama 10-15 menit, tentunya kemampuan membaca kita akan terus meningkat.

Akhirnya setiap diri kita dituntut untuk dapat merasakan efek dahsyat dari membaca ini. Dan di dalam buku Membacalah Agar Dirimu Mulia ini, Hernowo memberikan semua informasi yang kita butuhkan tentang membaca. Bahkan saya sendiri merasa sedang kembali di charge untuk mengembalikan kenikmatan-kenikmatan itu agar kembali bersarang di dalam jiwa saya, sehingga dipenuhi oleh gairah-gairah membara.

Rayakanlah Kegiatan Membaca Anda.Berbanggalah Bahwa Diri Anda Telah Menjalankan Kegiatan Yang Mulia Teruslah Membaca. Hernowo. Salam, AAgga

Friday, September 12, 2008

Keseimbangan Demokrasi Harus Dijamin

Demokrasi Kita Baru Sebatas Demokrasi
Sumber : Kompas, Sabtu, 9 Agustus 2008 | 03:00 WIB
Jakarta, Kompas - Pemerintah harus mampu memerhatikan dan memberikan jaminan terhadap hak-hak warga negaranya, tidak saja terkait hak sipil dan politik, melainkan juga terkait hak-hak sosial dan ekonomi.
”Tidak cuma itu, pemerintah juga harus mampu menciptakan keseimbangan proses demokratisasi, tidak hanya terkait demokrasi dalam konteks politik, melainkan juga demokrasi secara ekonomi dan sosial,” kata Gubernur Gorontalo Fadel Muhammad, Jumat (8/8), saat peluncuran buku karyanya, Reinventing Local Government: Pengalaman dari Daerah, di Bentara Budaya Jakarta.
Turut hadir dan memberikan sambutan antara lain Ketua Dewan Perwakilan Daerah (DPD) Ginandjar Kartasasmita, Pemimpin Umum Harian Kompas Jakob Oetama, Sekretaris Jenderal Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan Pramono Anung, dan mantan Gubernur DKI Jakarta Sutiyoso.
”Untuk bisa melakukan semua itu diperlukan falsafah dasar sebagai pemberi arah pembangunan. Filosofi dasar itu tidak lain adalah Pancasila dan UUD 1945. Konstitusi tidak mendasarkan dirinya sebagai liberalisme murni, yang hanya mengutamakan kebebasan dan kemerdekaan politik,” ujar Fadel.
Selain menjamin kebebasan politik dan sipil, konstitusi seharusnya juga menjamin kebebasan ekonomi dan sosial setiap warga negaranya.
”Sayangnya, sejak merdeka hingga sekarang, Indonesia dinilai masih belum menjalankan ideologi Pancasila dan UUD 1945, yang telah dibuatnya sendiri,” ujar Fadel.
Dalam sejarahnya, pemerintahan di Indonesia masih seolah berjalan dari kanan ke kiri, dari penerapan ideologi yang sangat liberal serta kapitalistik dan bahkan sempat pernah menjadi bentuk pemerintahan yang otoriter dan represif.
”Sekarang pun terkesan kuat kebijakan dan kegiatan ekonomi dan sosial yang ada cenderung berjalan secara sangat liberal,” ujar Fadel.
Padahal, liberalisme lebih menginginkan semakin dikurangi dan diperkecilnya peran negara, sementara kebebasan pasar diselenggarakan secara sebebas-bebasnya sehingga diharapkan kemudian akan terjadi semacam keseimbangan di masyarakat.
Demokrasi ”ngomong”
Dalam kesempatan yang sama, wartawan senior yang juga Pemimpin Umum Harian Kompas, Jakob Oetama, menyoroti keberadaan demokrasi di Indonesia, yang masih terhenti sebatas bentuk demokrasi ngomong (talking democracy), bukan demokrasi yang bekerja (working democracy).
”Kelemahan sebagian masyarakat kita masih sekadar ngomong doang dan belum melaksanakan. Jadi tidak heran demokrasi kita pun masih talking democracy dan bukan working democracy,” ujar Jakob.
Pendapat senada disampaikan Rektor Universitas Paramadina Anies Baswedan, salah seorang pembahas buku tersebut. Menurut dia, demokrasi di Indonesia akan selalu mendapatkan tantangan, terutama dari kalangan masyarakat sendiri, khususnya di tingkat bawah (akar rumput).
”Dalam kondisi seperti itu justru para pemimpin di tingkat lokal yang memiliki beban berat untuk menjawab tantangan masyarakatnya,” katanya. (DWA)

Negosiasi Politik Menjelang Helat Demokrasi

Oleh Aminuddin Siregar

Kevin Kennedi, penulis buku Negosiasi Yang Eefektif, berpendapat bahwa, negosiasi itu lebih merupakan suatu seni ketimbang ilmu pengetahuan. Sebab setiap orang dapat meningkatkan keterampilannya dalam melakukan negosiasi. Tidak saja untuk mendapatkan solusi, tetapi juga untuk menemukan hasil optimal yang disebut sebagai win-win slution. Hasil menang-menang inilah yang juga diinginkan sebagai puncak tertinggi tujuan sebuah negosiasi apa pun saja.

Benar, bahwa negosiasi, banyak dipraktikkan di dunia usaha dan bisnis. Namun, kini negosiasi tidak saja dikenal dalam dunia bisnis, tetapi juga di dunia politik dan dalam kehidupan sehari-hari. Karena itu tidak mengherankan, jika menjelang helat akbar atau pesta demokrasi 2009 mendatang ini akan terjadi negosiasi politik. Suatau hal yang wajar saja terjadi.

Kalau negosiasi lebih menekankan pada seni, maka sama halnya ketika seseoarang menekuni seni, misalnya seni lukis, seni musik, atau seni tari. Di mana seseorang dituntut agar memiliki daya kreatif dan kemampuan berekspresi. Termasuk penguasaan komunikasi politik. Karena memlalui komuikasi politik itulah warna kepolitikan kian nampak jelas.

Selain itu, seorang negosiator juga memiliki kemampuan menggunakan imajinasi. Ia adalah orang yang boleh dikatakan seorang creator. Apakah itu untuk keperluan politik ataupun bisnis. Umumnya mereka juga adalah orang yang cekatan terampil menggunakan bahasa tubuh. Maksudnya mereka tidak saja menggunakan otak kiri, tetapi juga memanfaatkan untuk masuk dari kanan.

Sehingga, seni bernegosiasi yang ditampilkan tidak terlihat kacau-balau, sumbang, dan semacamnya. Tetapi nampak mulus, rapid an teratur, ritmis, santun dan amat lugas. Keluwesan seperti inilah juga menjadikan politik sebagai seni dari segala yang mungkin. Dalam kaitan itu pula politik nampak kian berirama, dan ketukan tempo yang mengundang hasrat berpolitik.

Sayangnya hasrat itu seringkali diarahkan pada hasrat tertinggi, yakni berkuasa. Kalau ini yang terjadi, maka irama itu menjadi tidak lagi enak didengar. Orang kemudian menaksir-naksir dan membuat sejumlah asumsi dan kalkulasi politik. Akibatnya bisa macam-macam, dan banyak hal terlupakan, seperti lupa kepada kepentingan rakyat yang sesungguhnya.

Begitu juga halnya ketika seseorang melakukan negosiasi politik. Biasanya menjelang helat demokrasi, seperti pemilu 2009 mendatang ini, akan hadir negosiator-negosiator politik, sekurangnya untuk membentuk koalisi. Bila tidak dikatakan untuk meraih sebanyak mungkin suara. Tanpa peduli dengan apa yang telah dijanjikan kepada setiap konstituwen dan rakyat pada umumnya.

Dalam konteks itu negosiator telah mengalihkan model kepolitikan, yang seringkali tidak lagi disenangi orang. Padahal ketika negosiasi politik dilakukan, unsur kreasi politiklah yang perlu dinampakkan dan semua janji dan program politik partai dilaksanakan secara konsisten dan penuh komitmen yang mengikat rakyat.

Tentu saja kita percaya kepada politisi mana pun mengetahui hal itu. Mereka juga orang yang sangat jeli melihat peluang politik untuk bisa tampil. Para pemain politik juga adalah orang yang sangat mampu berempati. Buktinya, mereka tidak saja piawai merangkul lawan politik tetapi juga kompeten untuk berkoalisi secara baik dan benar, hingga mendapat sanjungan dari sana sini.

Namun, tidak sedikit kita jumpai, kalau menjelang pemilu seperti sekarang ini orang tiba-tiba saja jadi negosiator, dan punya kemampuan bernegosiasi. Baik yang secara alami tumbuh maupun lahir dari pengalaman, maupun dimunculkan lewat kaderisasi melalui proses panjang dan waktu cukup lama, kemudian pengalaman itu berkembang dan tumbuh dalam diri seseorang sebagai politisi.

Karena itu keterampilan bernegosiasi bisa lebih berhasil. Kesuksesan itu akhirnya membawa seseorang pada pemahaman dan pengetahuan politik lebih mendalam. Apabila pemahaman politik seseorang terlebih dahulu dikuasai, maka besar kemungkinan dapat menerapkannya, sejalan dengan aturan main yang telah disepakati bersama.

Bahwa, kesepakatan antara dua pihak yang akan bernegosiasi perlu dibangun, sembari melihat kesungguhan dan pengorbanan yang diberikan oleh rakyat banyak untuk mendukung dengan sepenuh hati mereka. Dalam konteks kepentingan rakyat inilah sebenarnya para negosiator politik bersepakat membuat komitmen untuk memperhatikan dengan sungguh-sungguh kepentingan masyarakat secara keseluruhan.

Kedua belah pihak bersepakat mematuhinya segala sesuatu yang berkaitan dengan kepentingan untuk memajukan rakyat dan meningkatkan kesejahteraannya. Karena mereke inilah nantinya yang akan mencadi pemimpin politik dan menjadi wakil mereka di hamper semua siatuasi politik. Itu artinya mereka tidak hanya bicara diparlemen, tetapi juga bicara kepada rakyat.

Untuk menciptakan negosiasi politik yang tepat diperlukan persiapan, karena persiapan ini merupakan kunci sukses dalam bernegosiasi. Persiapan itu antara lain ialah mengetahui sebanyak mungkin tentang lapa yang dibutuhkan rakyat. Termasuk yang dibutuhkan oleh sebuah bangsa yang bernama nation state, yakni negara bangsa.

Dengan demikian partai politik yang bernegosiasi dapat dilihat oleh masyarakat politik sebagai partai politik berkarakter. Partai politik yang demikian kemungkinan besar menjadi sangat diminati dan mendapat dukungan sepenuhnya dari rakyat. Meskipun tentu saja tidak mungkin untuk menyamakan masing-masing ideology partai, yang berbeda satu dengan lainnya.

Namun pengetahuan terhadap karakteristik konstituen sangat diperlukan oleh setiap partai. Termasuk mengetahui bagaimana tingkah laku massa pendukung agar tidak menimbulkan persoalan dikemudian hari.. Dalam kaitan inilah peran negosiator politik menjadi sangat fungsional dalam menumbuhkan demokrasi. Selebihnya. Wallahu’alam

Penulis adalah Pemerhati Masalah Sosial Politik dan Kemasyarakatan
Bekerja Pada Pusdiklat Regional Depdagri Bukittinggi

Arah Demokrasi Harus Diubah

Sumber : Kompas, Sabtu, 9 Agustus 2008 | 01:01 WIB
Jakarta, Kompas - Demokratisasi yang berlangsung selama sepuluh tahun terakhir ini harus diubah arahnya. Jika tidak, proses demokrasi yang memakan banyak biaya seperti saat ini semakin membebani rakyat.
”Kita menyaksikan betapa penyelenggaraan pilkada memakan banyak biaya. Seperti pilkada di Jawa Timur, berapa besar anggaran yang dikeluarkan oleh anggaran negara. Belum lagi dana yang disediakan oleh masyarakat dan peserta pilkada,” ujar Ketua Umum Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Suryadharma Ali, Kamis (8/8).
Menurut dia, dana politik yang menghabiskan miliaran bahkan bisa mencapai triliunan rupiah itu akan sangat bermanfaat jika langsung dipergunakan untuk usaha yang langsung bisa memberikan kesejahteraan rakyat.
”Problem lain dari demokrasi yang sudah dijalankan adalah betapa bangsa Indonesia seperti kehilangan nilai budayanya. Seolah-olah tak ada lagi rasa saling menghormati, yang tersisa hanya mau menang sendiri,” ujarnya.
Yang lebih menyedihkan, menurut Suryadharma, hilangnya nilai ini sudah merambah di kalangan calon intelektual.
”Kalangan mahasiswa seperti tidak lagi memegang norma kesopanan, mereka memaki dan mencaci semaunya. Yang lebih buruk lagi sering kali proses demokrasi menghasilkan tindakan destruktif,” ujarnya.
Sekretaris Jenderal PPP Irgan Chairul Mahfiz menilai, proses demokratisasi yang baru menekankan kelembagaan demokrasi ini memang harus disempurnakan. ”Masih banyak kelemahan, namun itu semua proses. Artinya, bangsa Indonesia, jika serius, pasti akan bisa membangun Indonesia dengan sistem demokrasi yang lebih baik,” ujarnya. (MAM)

Cara Mencapai Puncak Tujuan Membaca

TIMBANGAN BUKU
Sumber : Kompas Minggu, 2007
Oleh ONI SURYAMAN
Membaca adalah symbol sebuah peradaban. Ia membedakan peradaban maju dengan primitive, antara Negara maju dan Negara berkembang. Melihat begitu pentingnya membaca, ia pun dijadikan salah satu indeks bagi pembangunan manusia, yang sering dijadikan ukuran keberhasilan pembangunan sebuah Negara.

Membaca memiliki tiga fungsi. Pertama, memberikan informasi, misalnya dengan membaca Koran dan majalah. Yang kedua, memberikan hiburan, misalnya dengan membaca novel. Yang ketiga, yang paling penting tetapi sekaligus paling sulit, memberikan pengertian. Sebuah buku bisa saja memberikan pengertian sekaligus menghibur dan memberikan informasi.

Modernisasi telah menawarkan substitusi bagi kegiatan membaca, dengan lahirnya media audio-visual. Kehadiran audio-visual membuat informasi menjadi lebih “nyata” ketimbang membaca, tetapi di lain pihak mengurangi bahkan meniadakan daya cerna pemirsa. Sesuatu yang mutlak dibutuhkan dalam membaca untuk mencari pengertian.

Dalam keadaan seperti inilah buku ini hadir, mengingatkan kita akan pentingnya membaca untuk mencari pengertian dan mengajari kita bagaimana melakukannya. Membaca seperti inilah yang menjadi tonggak peradaban.

Pendidikan seumur hidup
Membaca mendapatkan pengertian adalah pendidikan seumur hidup secara intelektual. Sekolah semestinya mengajarkan hal ini secara berjenjang. Dengan demikian, setelah lulus dari sekolah lanjutan, seseorang sudah bisa menikmati dan memahami hamper semua bacaan, dan menjadi pembelajar seumur hidup.

Namun kenyataannya jauh panggang dari api. Banyak mahasiswa yang masih kesulitan membaca di level ini, bahkan sarjana pun masih banyak yang kedodoran. Akibatnya mereka berhenti belajar, begitu selesai dari sekolah

Manfaat sesungguhnya dari membaca pun disia-siakan, menjadi sekadar untuk membaca buku teks, Koran, bukan untuk membaca buku. Ini terbukti dari angka penjualan buku non-fiksi, khususnya sains, baik ilmu alam maupun ilmu social, yang masih rendah. Hal ini tidak berimbang dengan oplah surat kabar, majalah, dan buku fiksi yang jauh lebih tinggi. Inilah bukti bahwa orang baru bisa menikmati bacaan untuk informasi dan hiburan, belum untuk menemukan pengertian.

Tahapan Membaca
Buku ini menjelaskan cara meningkatkan kemampuan membaca secara berjenjang: membaca dasar, inspeksional, analitis, dan sintopikal (tematis), dan juga sejumlah tes sesuai jenjang itu. Tahapan-tahapan ini harus dijalani secara beruntun karena tidak mungkin untuk maju ke tahap berikut tanpa menguasai tahapan sebelumnya.

Tingkat yang pertama adalah membaca dasar, yang semua kita sudah kuasai, yaitu mengeja, membaca kata dan kalimat menerjemahkan symbol menjadi sebuah bunyi yang bermakna. Membaca tingkat ini semestinya dikuasai seseorang sesudah menamatkan sekolah dasar. Ini ditandai dengan kemampuan membaca yang lancer tanpa patah-patah, dan kemampuan membaca di dalam hati (silint reading).

Bagian berikutnya adalah membaca inspeksional. Sekilas membaca inspeksional dapat disamakan dengan membaca cepat. Namun, bukan itu yang dimaksud buku ini. Membaca inspeksional adalah membaca sekilas, atau selayang pandang, secara sistematis sambil mengajukan pertanyaan kepada teks yang kit abaca dan berusaha menjawabnya selagi kita membaca.

Ada dua manfaat yang bisa didapat dari membaca sekilas ini. Yang pertama, untuk menentukan apakah buku itu layak atau tidak untuk kit abaca secara lebih mendalam. Dalam contoh praktisnya adalah untuk menentukan apakah buku itu layak kita beli atau pinjam. Yang kedua adalah mendapatkan ide dasar dari buku tersebut, tanpa harus mendalami detailnya. Ini sangat membantu jika nantinya kita mau mendalami buku ini lebih lanjut, atau kalau kita sekadar ingin tahu garis besar buku tersebut.

Dalam level ini juga kita belajar bagaimana membuat catatan kaki, coretan-coretan, yang nantinya akan membantu kalau ingin membaca buku tersebut secara lebih mendalam. Beberapa tips menarik diberikan untuk membantu memilih bahan bacaan yang baik.

Orang sering terjebak pada level ini, yaitu membaca cepat, karena menganggap inilah level pencapaian tertinggi dalam membaca. Adler menunjukkan bahwa membaca buku seharusnya dengan kecepatan yang sesuai. Buku atau bagian bacaan yang seharusnya dibaca dengan cepat jika kit abaca dengan perlahan akan menghabiskan waktu dengan percuma.

Berikutnya adalah membaca analitis. Inilah membaca dalam arti sesungguhnya. Dalam tahap ini kita “mengunyah dan mencerna” bacaan, menjadikannya bagian dari diri kita. Keterampilan tahap ini seharusnya dimiliki para lulusan SMA dan atau S1. Ia bisa menyarikan, memaparkan kembali, maupun mengkritik sebuah bacaan.

Teknik membaca analitis menduduki porsi terbanyak di dalam buku ini karena pada tahapan inilah membaca menjadi aktivitas yang komprehensif, melibatkan semua upaya pikiran, dalam mendalamibacaan. Memang, membaca pada level ini akan melelahkan, tetapi hasil yang diperoleh sungguh sebanding dengan upaya yang dicurahkan.

Dan terkahir adalah membaca sintopikal, membaca beberapa buku dalam tema yang sama, membandingkan, menganalisis, menyintesis, mereka menjadi sebuah ide yang baru. Kemampuan ini semestinya dimiliki seorang sarjana karena menulis skripsi berdasarkan studi kepustakaan sangat memerlukan keterampilan membaca level ini.

Puncaknya, Adler mengajak pembaca untuk terus menerus meningkatkan kemampuan membaca mereka dengan merekomendasikan sejumlah judul buku yang “layak” dibaca, dan memaparkan manfaat membaca bagi pertumbuhan otak.

Pendidikan “liberal arts”
Sesungguhnya Adler menyusun buku ini di dalam kerangka pendidikan liberal arts yang tidak lagi menjadi warna utama dalam pendidikan, seperti pada beberapa abad lampau. Ini adalah pendidikan generalis, yaitu menguasai kecakapan intelektual dasar agar dapat memahami dan mendalamisenua bidang ilmu.

Pada abad pertengahan seorang sarjana atau baccalaureate menguasai tiga kemampuan liberal arts yang disebut trivium, yaitu gramatika, logika dan retorika, dan empat kemampuan berikutnya yang disebut quadrivium, yaitu aritmatika, musik, geometri, dan astronomi.

Pendidikan saat itu belum menjadi spesialis seperti sekarang. Spesialisai memberikan kemajuan cepat yang bisa kita nikmati, tetapi juga membuat kita kehilangan kemanusiaan, yang bisa dicapai dengan menjadi seorang generalis.

Adler adalah pembelajar mandiri. Ia menjalani pendidikan klasik secara otodidak, setelah drop-out dari sekolah menengah. Ia kuliah di Universitas Columbia sampai akhirnya dianugerahi gelar doctor filsafat, lalu mengajar filsafat di Universitas Chicago. Bersama dengan Robert M Hutchins mereka menjadi pilar liberal arts modern.

Mereka membuat proyek Great Books of Western Civilizations yang merangkum karya-karya litertur, sains, social sains dan filsafat yang paling berpengaruh dalam peradaban Barat, serta mengompilasinya sehingga bisa diakses oleh pembaca awam. Sesudah membacanya, seseorang diharapkan terlibat dalam Great Conversation, urun rembuk dalam perkembangan peradaban dunia.

Buku ini adalah gerbang studi mandiri seumur hidup bagi siapa pun yang ingin mendalami bidang apa saja: sastra, filsafat, sejarah, ilmu alam, ilmu social, matematika, dan lain-lain. Studi seperti ini bisa dijalani oleh siapa saja, yang berniat dan mau berusaha. Darisinilah diharapkan muncul kelas menengah terdidik, yang menjadi pilar dari sebuah Negara demokrasi yang kokoh.

Mungkin, itulah sebabnya Jaques Barzun, seorang budayawan, ilmuan dan pendidik besar Amerika menyebut buku ini “wajib dibaca bagi aiapa pun yang peduli masa depan budaya bangsanya”. Gus Dur menyebut buku ini “sebuah contoh terbaik karya kreatif… yang memampukan kita memahami masalah secara berimbang”. ONI SURYAMA, Cak Tarno Institut

JANGAN BUNUH OBAMA!

Author : Hermawan Aksan, Publisher : Mizan Publishing
• Daftar pembunuhan dan usaha pembunuhan Presiden AS
• Sejarah kekerasan dan rasisme dalam politik AS
• Pembunuhan tokoh-tokoh politik kulit hitam: Martin Luther King, Jr. dan Malcolm X
• Ancaman terhadap tokoh-tokoh kulit hitam yang mencalonkan diri sebagai presiden
Pemilihan Presiden AS 2008 berpeluang menjadi tonggak sejarah. Itu karena kemunculan Barack Obama sebagai kandidat kuat presiden. Jika Obama—campuran kulit hitam-kulit putih—terpilih, untuk pertama kalinya Amerika Serikat memiliki presiden kulit berwarna. Terlebih, kekhawatiran akan upaya pembunuhannya telah muncul.

Namun, belum lagi dia terpilih, kekhawatiran akan upaya pembunuhannya telah muncul.

Banyak kelompok dengan terang-terangan menunjukkan permusuhannya terhadap Obama: kaum rasis kulit putih, lobi Israel, kelompok neokonservatif, dan Kristen sayap kanan. Nobelis Sastra Doris Lessing pun menyuarakan kekhawatirannya akan nyawa Obama. Pemerintah AS juga memberikan pengawalan agen khusus bagi Obama jauh lebih awal ketimbang calon-calon presiden lainnya.

Akankah kekhawatiran itu terbukti? Apa pun hasilnya, pemilihan presiden kali ini akan menjadi batu ujian bagi pluralisme dan toleransi di AS.

"Jika Obama jadi presiden, hidupnya tak akan bertahan lama."
-- Bernard Hopkins, mantan juara dunia tinju

"Jika Obama terpilih jadi presiden, mereka akan membunuhnya."
-- Doris Lessing, Nobelis Sastra 2007

Saturday, August 9, 2008

Anti-Obama books are best-sellers


By HILLEL ITALIE, AP National Writer Tue Aug 5, 3:34 PM ET
NEW YORK - Going negative against Democrat Barack Obama isn't just a campaign strategy for Republican John McCain. It's also a good formula for selling books.
Three anti-Obama releases were in the top 20 of Amazon.com's best-seller list on Tuesday, despite little critical attention or mainstream media coverage.
"There's a pent-up demand from people on the right side of the aisle who feel that the mainstream media is effusively covering Barack Obama and not critically covering him," says Marji Ross, president and publisher of the conservative Regnery Publishing, Inc., which just released David Fredosso's "The Case Against Barack Obama."
Until recently, the most widely read narrative of Obama's life was written by Obama, in the million-selling "Dreams From My Father" and "The Audacity of Hope." The new releases, like McCain's campaign ads, attempt a counter-narrative.
The subtitles are the giveaway: Jerome Corsi's "The Obama Nation: Leftist Politics and the Cult of Personality," Fredosso's "The Case Against Barack Obama: The Unlikely Rise and Unexamined Agenda of the Media's Favorite Candidate" and Dick Morris' "Fleeced: How Barack Obama, Media Mockery of Terrorist Threats, Liberals Who Want to Kill Talk Radio, the Do-Nothing Congress, Companies That Help Iran, and Washington Lobbyists for Foreign Governments Are Scamming Us ... and What to Do About It."
The authors allege that Obama is not a benign spokesman for hope and unity, but an ideologue with close ties to 1960s radicals and the Chicago political machine. Corsi is already known as a co-author of "Unfit for Command," the influential attack against the war record of Sen. John Kerry, the Democrats' presidential candidate in 2004. Fredosso is a reporter for National Review Online, while Morris is a former aide to President Clinton who has since made a career of bashing Democrats.
"With book like these, the minute some people know they're out there, they must have them," says Cal Morgan, a vice president and executive editor at HarperCollins who worked on Morris' book and, at the other end of the spectrum, Michael Moore's "Stupid White Men."
Steve Ross, president and publisher of the Collins division of HarperCollins, released Obama's books when Ross was head of the Crown Publishing Group at Random House Inc. He thinks that the audience for anti-Obama books will grow through the fall, but doubts that sales will reach the levels of the senator's own books.
"The anti-Obama readership is largely one that has already made up its mind and is looking for validation, while the Obama readership comprises both those who have already made up their minds and those who are curious about him," Ross says.
Fredosso's book, which officially came out Tuesday, has nearly 300,000 copies in print. The Corsi book, released late last week, is already in its third printing, with a total of 375,000 copies in print so far. "Fleeced," released in June and now in its eighth printing, has 210,000 copies. Books taking on the Bush administration, including Jane Mayer's "The Dark Side," are selling well, but no anti-McCain works are currently attracting attention.
"Obama is a fresh subject — it's all new ground," says Peter Osnos, founder of PublicAffairs, which released Scott McLellan's "What Happened," a best-selling criticism of Bush by the president's former press secretary. "McCain doesn't have the same kind of resonance, it's nothing in comparison, because you can still shape people's view of Obama, but it's way too late to shape their view of McCain."
The anti-Obama books share not just a point of view, but a path to success that has worked for both liberals and conservatives_ online word of mouth and appearances with sympathetic interviewers, such as Fox News' Sean Hannity, who has had Corsi, Fredosso and Morris on his show. Ross says that Hannity is not just an interviewer, but an "enthusiast for books" who "gets people excited about the idea of reading a book."
"Books from both the left and the right often work this way," Morgan says, noting that Moore's book was also a best seller, even though it was ignored by reviewers.
"They begin at the grass roots. They begin with a direct channel between the author and the consumer. They're not mitigated by rumors or secondary comments. They're a kind of vote the consumers cast for the author's point of view."

Thursday, August 7, 2008

Pengembangan Agribisnis

Oleh Aminuddin Siregar

Agribisnis nampaknya tidak cuma sekedar isapan jempol, apabila ditemukan modus baru pengembangan agribisnis ini, dilaksanakan secara konsisten dan berkesinambungan. Akan tetapi problem yang seringkali muncul kepermukaan, justru bukan masalah pengembangan, melainkan seberapa efektif manajemen agribisnis ini telah dilakukan. Sehingga persoalan yang menyangkut daya dukung ekonomi daerah yang berbasis kerakyatan menjadi prioritas..

Itu sebabnya, mengapa perlu dicari modus baru pengembangan agribisnis ini. Di mana agribisnis benar-benar dapat menjadi satu kekuatan bagi daerah dalam menjalankan roda pemerintahan dan mengurus rumah tangganya sendiri. Barulah kemudian makna otonomi daerah, yang berbasis kerakyatan dapat digiring ke arah terciptanya demokratisasi ekonomi. Meskipun demokrasi dianggap tidak selalu bisa memberantas kemiskinan.

Pusat krisis yang dibentuk pemerintah tempo hari itu, nampaknya bertujuan untuk membantu dan mendukung pelaku bisnis dan perdagangan dalam meningkatkan usaha mereka. Bukan saja di tingkat nasional dan regional melainkan juga pada tingkat global. Sebab menurut Menteri Perindustrian dan Perdagangan, yang ketika itu dijabat oleh Rini MS. Soewandi, usaha pengembangan itu difokuskan pada tiga bidang industri, yakni industri tekstil, produk tekstil, dan industri alas kaki, serta industri elektronik.

Dengan dibentuknya pusat krisis industri dan perdagangan ini, diharapkan dapat menyerap tenaga kerja. Sekurangnya dapat mengurangi angka pengangguran yang cenderung meningkat dari hari-kehari. Harapan ini tidak saja untuk memperkuat kembali perekonomian regional tetapi juga dapat mendongkrak laju perekonomian daerah secara lokal, dengan berbasiskan ekonomi kerakyatan.
Sejalan dengan itu Manajemen Pengembangan Agribisnis Berwawasan Lingkungan sangat diperlukan oleh pemerintah Kabupaten/Kota. Sebab pengembangan agribisnis juga akan dapat dijadikan sebagai kekuatan daya saing disektor perdagangan. Untuk mewujudkan hal Ini, tentu saja diperlukan kesepakatan bersama, konsensus, dan terlebih lagi sangat diperlukan ialah komitmen terhadap pengembangan agribisnis sebagaimana diharapkan.

Persoalannya, apakah pencarian modus baru pengembangan agribisnis ini bisa disepakati, apabila penegakan prinsip-prinsip pemerintahan yang baik dan benar justru dianggap sebagai hambatan? Padahal semua warga masyarakat mesti mengetahui apa yang menjadi kebijakan pemerintah dan secara transparan aspirasi mereka yang disuarakan oleh wakil mereka sepenuhnya didasarkan pada kesesuaian dengan kebutuhan mereka.

Penulis Staf Pengajar pada Pusdiklat Depdagri Regional Bukittinggi. Penggagas Forum Diskusi Komunitas Klub Haus Buku

Monday, August 4, 2008

Million-selling opening for vampire series finale

Monday August 4, 9:12 PM
Million-selling opening for vampire series finale
Harry Potter is still king, but the final book of Stephenie Meyer's "Twilight" series did manage a million-selling debut.

"Breaking Dawn," the fourth of Meyer's sensational teen vampire series, sold 1.3 million copies in the first 24 hours after its midnight, Aug. 2 release. Publisher Little, Brown Books for Young Readers announced Monday that it has gone back for 500,000 more copies, making the total print run 3.7 million.

The numbers for "Breaking Dawn" are comparable to the openings of a pair of famous memoirs: former President Clinton's "My Life" and Sen. Hillary Rodham Clinton's "Living History." But they don't approach the unveiling of "Harry Potter and the Deathly Hallows." The seventh and final volume of J.K. Rowling's fantasy series sold 8.3 million copies in its first 24 hours in the United States alone.

Sumber : Yahoo! Asia News

Wednesday, July 2, 2008

Bahasa Indonesia 'semakin diminati'


Diperbaharui pada: 01 Juli, 2008 - Published 08:42 GMT
Email kepada teman Versi cetak
A Marzuq
Bahasa Indonesia semakin diminati publik Thailand, demikian kata seorang diplomat Indonesia.

Pernyataan semacam ini tidaklah mudah dikukuhkan, mengingat tidak ada statistik resmi mengenai jumlah warga Thailand yang belajar bahasa Indonesia dari tahun ke tahun.

Namun, bertambahnya perguruan tinggi Thailand yang menawarkan pengajaran bahasa Indonesia mungkin bisa menjadi salah satu indikator, kata Prof Dr Didik Sulistyanto, atase pendidikan dan kebudayaan pada KBRI Bangkok.

Paket Minggu BBC soal Bahasa Indonesia di Thailand

Di dunia akademik, bahasa Indonesia mulai dilirik oleh kalangan dosen dan peneliti ilmu sosial setidaknya sejak pertengahan akhir tahun 1970-an.

Seorang dosen senior ilmu politik Wittaya Sucharitanarugsa dari Chulalongkorn University, Bangkok, menuturkan, dia terlebih dahulu belajar bahasa Indonesia secara intensif di Australia sebelum meneliti Indonesia.

Belakangan dia juga bermukim di Salatiga, Jawa Tengah, selama sekitar setahun.

Pemandu wisata

Di luar dunia akademik yang ditekuni Wittaya, meningkatnya minat belajar bahasa Indonesia ini menciptakan peluang kerja bagi beberapa warga Thailand. Salah seorang dari mereka adalah Chaisak Promyong.


Peta lokasi Thailand

Chaisak mengatakan, sebagian orang Thailand yang belajar bahasa Indonesia kelompok pemandu wisata, dan pedagang batu berharga.

Di samping itu, diplomat dan tenaga profesional yang hendak dikirim ke Indonesia juga diminta instansi masing-masing belajar bahasa Indonesia tingkat dasar.

Chaisak Promyong mengatakan, dia menghadapi kesulitan untuk mendapatkan sarana dan media untuk mengasah kemahiran berbahasa Indonesia-nya, khususnya yang sesuai dengan keperluan lokal.

Menurut Atase Pendidikan Didik Sulistiyanto, pemerintah Indonesia menempuh beberapa langkah untuk mengatasi kekurang guru dan pengajar, termasuk dengan menyiapkan pelatihan untuk guru dan menerbitkan media pembelajaran bahasa Indonesia.

Dan, soal apakah soft diplomacy itu akan berhasil, Didik Sulistyanto dari KBRI Bangkok mengatakan, salah satu ukurannya adalah jumlah warga Thailand yang ikut lomba pidato pertama dalam bahasa Indonesia, khusus bagi warga setempat.

Dan, minat publik Thailand mungkin bisa menjadi inspirasi dalam upaya memanfaatkan bahasa sebagai medium komunikasi dan diplomasi antarbangsa setidaknya di lingkungan ASEAN.

Friday, June 20, 2008

Perlunya Kesepakatan Strategis


Oleh Aminuddin Siregar*
*Staf Pengajar Pada Pusdiklat Depdagri Regional Bukittinggi
Tidaklah terlalu berlebihan apabila dikatakan, bahwa memperingati kebangkitan nasional sebagai hari bersejarah, sangat mungkin dijadikan sebagai momentum bersejarah pula untuk membuat suatu kesepakatan strategis. Bahwa bangsa ini berjanji untuk melakukan reformasi secara sungguh-sungguh. Kemudian disepakati secara bersama, bahwa bangsa Indonesia kembali pada keutuhan sebagai suatu bangsa untuk melaksanakan reformasi secara gradual.
Seperti kita semua tahu, bahwa fenomena yang belakangan ini muncul adalah fenomena yang mengarah pada lunturnya semangat nasionalisme bangsa kita. Fenomena itu diindikasikan oleh munculnya berbagai tuntutan dan egosentrik, atau boleh jadi lantaran etnosentrik. Atau apapun saja istilah yang klop untuk itu. Yang pasti ialah Indonesia tengah mengalami luka parah.
Tengoklah misalnya anak-anak muda kita yang nyaris terkooptasi oleh suatu nasionalisme gaya baru yang sudah sedemikian dirasuki kosmolitanisme terhadap hampir semua perilaku yang menafikan makna ke-Indonesiaan. Meskipun fenomena ini cuma terlihat jelas di kota-kota metropolitan yang nota bene diserbu berbagai arus perubahan yang dibawa langsung oleh fully global, yakni global sepenuh-penuhnya, sebagai bagian tak terelakkan dari penyebaran dan desakan multikultural dengan segala aspeknya.
Tetapi, ketika kita sampai pada kesadaran yang total, kita pun tersentak, betapa rumitnya dan ruwetnya persoalan yang dihadapi oleh bangsa Indonesia. Alangkah naifnya, bila generasi penerus, akan tercerabut dari akar budayanya sendiri, hingga lupa merasakan betapa nikmatnya menyantap pisang goreng, cinil, onde-onde, keripik ubi dan masakan-masakan tradisional lannya, seperti sayur pucuk ubi tumbuk menggantikannya dengan burger, pizza, hotdog dan produk-produk makanan lainnya yang memang kian menyerbu dan akan terus memburu generasi muda kita.
Tentu saja saya tidak bermaksud untuk melarang atau menghalangi siapa pun saja untuk menyantap dan menikmati semua makanan lezat itu. Tetapi dibalik semua itu ada hal penting yang perlu mendapat perhatian kita semua, yakni mengatasi persoalan kekian kita, mengatasi masalah kesejahteraan rakyat yang hingga hari-hari belakangan ini masih saja penuh misteri. Katakanlah Sumatera Utara yang punya kelimpahruahan komoditas, tetapi sulit meninggikan dan penyebaran tingkat kesejahteraan masyarakatnya, mengindikasikan bahwa kita memerlukan keseriusan mengatasinya. Sehingga kita dapat mengurangi lubang yang menganga lebar antara kaya miskin.
Saya juga tidak bermaksud untuk mencari siapa yang salah, masyarakat ataukah pemerintah. Pihak eksekutif atau legislatif, pengusaha atau penguasa, para pebisnis dan pelaku ekonomi. Matinya pendidikan seperti yang dilihat Neil Postman, atau tidak. Melihat sekolah sebagai kapitalisme yang licik macam pandangan Paulo Preire atau bukan beradab. Sekali bukan maksud saya untuk mencari kambing hitam.
Tetapi ini adalah masalah kita bersama. Dan karena itu mesti diatasi secara bersama. Agar semangat nasionalisme generasi penerus dan semua kita-kita ini kembali bangkit dan menyatakan dirinya sebagai suatu bangsa yang kuat, utuh. Tetap berada dalam koridor yang bersatu padu dengan ikatan yang melambangkan identitas nasional yang tidak tercerai-berai.
Persoalannya sekarang, apakah kesepakatan strategis ini dapat dicapai, apabila pada masa transisi sekarang ini hingga ke 2004, justru muncul kecenderungan perebutan kekuasaan ? Sementara keterpurukan ekonomi masyarakat di tingkat grass root dan persoalan sosial-kemasyarakatan semakin tajam, bila tidak dikatakan kian ekstrim.
Semua komponen
Benar, bahwa mencari kesepakatan itu tidak lah mudah seperti membalikkan telapak tangan. Ketika proses itu berlangsung, masyarakat mempunyai asumsi lain apabila mereka merasa tidak dilibatkan didalamnya. Adapun para wakilnya di lembaga legislatif yang terhormat itu, di pusat atau di daerah seringkali (tidak) menjadi jaminan bagi mereka bahwa suara mereka dapat didengar.
Umumnya, masyarakat cenderung merasa bahwa suara mereka justru cuma terdengar sayup-sayup, yang semestinya dapat ditangkap secara lebih jelas dan jeli oleh para wakilnya. Sayangnya, banyak suara-suara cerdas yang di kumandangkan oleh rakyat, kemudian acap kali justru menjadi terabaikan.
Karena itulah antara lain mengapa dalam pencarian kesepakatan itu perlu melibatkan semua komponen. Sehingga proses menuju suatu kesimpulan yang dapat diterima semua pihak tidak terjadi sepak belakang. Tetapi secara transparan dapat dijadikan sebagai momentum kesepakatan strategis mengatasi tiap persoalan yang mengemuka.
Dikatakan strategis, karena reformasi di semua aspek kepemerintahan dan kenegaraan memang amat sangat penting dan perlu. Kalau reformasi memang perlu dan harus, maka ia menjadi prioritas. Karena reformasi jadi prioritas, mesti ada kesepakatan strategis. Sebab sesuatu yang strategis itu mesti bisa mengurangi friksi.
Itu sebabnya, mengapa perlu mengambil kesepakatan strategis melalui sarana-sarana yang ada seperti, kompromi, rujuk nasional, atau lewat negosiasi. Di saat bersamaan, perlu mencari modus baru persambungan-persambungan kultural, seperti modus baru dialog, membangun wacana atau percakapan dengan tetap dalam koridor semangat saling menghormati perbedaan tanpa mempersoalkan latar belakang satu sama lainnya. Atau mungkin saja dengan jalan musyawarah dan apa pun saja sarananya, tetapi kesepakatan itu memang strategis.
Artinya, pencarian solusi atas berbagai persoalan politik dan masalah-masalah sosial kemasyarakatan yang dihadapi hingga sekarang ini bisa dilakukan dengan berbagai pendekatan dan mencari sarana-sarana penyelesaian saling mengutungkan.
Katakanlah misalnya, pendekatan kultural, pendekatan politik, dan pendekatan lainnya yang senafas dengan jiwa demokrasi dan semangat kebangsaan kita dalam suatu wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia, yang kemudian lebih dikenal dengan NKRI.
Kebangkitan Nasional
Agaknya, peringatan hari kebangkitan nasional tahun ini, kembali perlu kita sadari, betapa perlunya kesepakatan strategis untuk menyelamatkan bangsa ini dari berbagai ancaman bahaya yang setiap saat mengintai dan menghadang di depan kita. Seperti ketika pada tahun 1928, di mana bangsa kita sama-sama menyadari secara total, bahwa seluruh rakyat Indonesia mesti bersatu padu sebagai suatu bangsa mengusir Belanda melalui berbagai macam perlawanan.
Dengan memandang kebelakang, sembari merenungkan kembali kesejarahan yang telah diguratkan para pendiri negara ini, kemugkinan memprediksi arah ke masa depan sesudah tercapainya kesepakatan strategis. Bukan saja akan memberikan kepastian membangun kembali segala sesuatunya, melainkan juga akan memberi arti kesejarahan politik semenjak awal abad 21 ini.
Apakah itu melalui kompromi politik, negosiasi politik, atau melalui perundingan-perundingan politik. Bahkan bisa saja melalui berbagai saluran legal lainnya menurut aturan main yang disepakati. Cara-cara penyelesaian seperti, melalui kompromi, agaknya masih tetap relevan untuk dilakukan, bila dilihat dalam konteks kebangkitan nasional, yang menandakan adanya ikatan dan identitas kebersamaan kita sebagai suatu bangsa.
Seperti kita ketahui bahwa, saat sekarang ini, pemerintah berada dalam posisi sulit untuk menentukan, apalagi memastikan arah penyelesaian berbagai persoalan yang dihadapi. Termasuk masalah ketidak akuran antara pemerintah dengan lembaga perwakilan pusat. Begitu juga perbedaan pandangan dikalangan politisi, khususnya yang menyangkut soal amandemen UUD 45.
Melihat kenyataan seperti itu, maka wajar saja melibatkan semua komponen untuk mencari penyelesaian politik. Tentu saja penyelesaian yang diharapkan ialah penyelesaian yang tidak menimbulkan pukulan berat kepada rakyat banyak ini. Maka itu diperlukan kesepatan strategis. Sebab akumulasi dari sejumlah soal yang mengemuka telah menjadi semakin ruwet. Untuk mengatasi keruwetan itu, diperlukan pemikiran jernih, kesabaran dan kearifan, termasuk stamina dan daya tahan menuju kesepakatan strategis. Itu saja.

Thursday, June 5, 2008

Proses Penerbitan Buku

Oleh: Manik Praba
Sumber: Penerbit.net
Bicara soal proses Penerbitan cukup panjang, tetapi saya gambarkan secara umum sbb:- Misalkan anda sebagai pengarang ingin mengajukan naskah kumpulan puisi ke Penerbit A. - Yang anda ajukan cukup naskahnya dalam bentuk ketikan (misalnya Ms Word) dan bisa disertai print outnya agar memudahkan Penerbit dalam memproses naskah tsb. Penerbit biasanya memberikan banyak kemudahan bagi pengarang yg sudah banyak mengarang buku. Penerbit mau saja menerima kiriman naskah melalui email dsb. - Penerbit akan menentukan apakah naskah tsb layak diterbitkan dan kira2 dibutuhkan masyarakat (ada penilaian terhadap isi naskah maupun kwalitas/ bobot pengarangnya) - Lalu Penerbit akan mengontak pengarang dan membicarakan isi naskah maupun honor. - Sistem honor tergantung sistem yg dianut oleh Penerbit. Bisa bersifat langsam (seolah naskah tsb dibeli oleh Penerbit) dengan memberi harga pada naskah tsb, misalnya dibeli seharga Rp 3.000.000.- dan dibayar secara sekaligus atau bertahap. Tergantung pengajuan Penerbit dan disetujui oleh pengarang.Kerugian sistem ini bagi pengarang adalah:Penerbit bisa mencetak naskah tsb dalam jumlah banyak dan bisa dicetak beberapa kali, tanpa memberi honor tambahan lagi kepada pengarang. - Bisa juga dengan sistem Royalti dimana pengarang memperoleh persentase terhadap harga naskah/ buku tsb. Rata2 nilai royalti: 10% s/d 15% dari harga buku yang terjual. Pengarang2 yg sudah terkenal sering ditawari honor yang tinggi karena Penerbit yakin buku karangannya bakal laku keras. Misalnya: buku tsb akan dicetak sebanyak 5.000 buah/eksamplar dan dijual dengan harga Rp 15.000.- per eksamplar. Maka pengarang akan memperoleh honor (dianggap semua buku terjual): 10% x 5.000 x Rp 15.000.- Sering pembayaran ini pun dilakukan secara bertahap misalnya 1 x 3 bulan atau 1 x 6 bulan. Bila buku tsb dicetak ulang lagi, maka Penerbit membuat perjanjian lagi dan pengarang akan memperoleh royalti lagi. Biasanya Penerbit akan mengontak pengarang lagi untuk cetak ulang (karena bisa jadi pengarang tidak bersedia lagi dan mau pindah ke Penerbit lain). Bila sistem honor telah disepakati bagaimana dengan naskah itu sendiri?Dengan menggunakan softcopy naskah yg diberikan dalam bentuk ketikan MsWord tsb, Penerbit akan mengolahnya dan mengatur layout serta membuat desain covernya. Desain cover bisa juga diajukan oleh pengarang bila pengarang juga seorang yg ahli dalam desain. Setelah desain cover dan layout isi buku telah selesai, maka akan dimulai proses cetak. Proses cetak sering dimulai dengan mencetak contoh (dummy) dulu dan melihat hasilnya agar kelak tidak terjadi kesalahan besar. Setelah itu akan dilakukan proses cetak sejumlah yg diinginkan (misalnya: 5.000 buah buku). Penerbit akan memberikan buku contoh hasil cetakan bagi pengarang untuk file pribadinya dan kemudian Penerbit akan melakukan pembayaran kepada pengarang sesuai Perjanjian yg telah disepakati/ditandatangani. Bila buku tsb ingin dicetak terus dan ternyata pengarangnya telah meninggal, maka perjanjian dan hak pembayaran royalti akan diberikan kepada ahli waris (istri/ anaknya) dan seterusnya Penerbit akan berurusan dengan ahli warisnya. Penerbit akan menyebarkan buku tsb ke toko buku untuk dibeli oleh masyarakat. Perjanjian Royalti adalah antara pengarang dan Penerbit, sedangkan Hak Cipta adalah Hak Pengarang yang bisa diurus oleh pengarang dengan mendaftarkannya ke Departement Kehakiman & HAM, Direktorat Hak Cipta. Penerbit tidak mengurus Hak Cipta karena Hak Cipta adalah urusan pengarang (kecuali naskah tsb telah dibeli oleh Penerbit dan sepenuhnya menjadi hak milik Penerbit). Tidak banyak buku yg didaftarkan Hak Ciptanya oleh pengarang, biasanya buku2 yg sangat terkenal atau buku yg bakal dibutuhkan terus yg didaftarkan Hak Ciptanya oleh pengarang. Contohnya: buku cerita Wiro Sableng didaftarkan oleh pengarangnya ke Dept. Kehakiman & HAM. Demikian gambaran singkat tentang penerbitan, royalti dan Hak Cipta. Semoga Bermanfaat. http://www.klubhausbuku.wordpress.com

Tuesday, June 3, 2008

$ Rahasia Panen Uang Online $ »

BANJIRI REKENING BANK ANDA DENGAN WORDPRESS RESELLER


- hariyanto -

Bagaimana MENYULAP sebuah blog menjadi
MESIN UANG POTENSIAL

WordPress for Reseller

KEJUTAN ABAD INI!! Ternyata sebuah blog MAMPU menjadi
MONSTER MARKETING yang MEMATIKAN !!

Besarnya pengguna Internet adalah potensi yang HARUS ANDA TANGKAP!!. Anda butuh WEBSITE dan STRATEGI TEPAT untuk mendapat HASIL MEMUASKAN. WordPress adalah pilihan tepat mengubah anda menjadi WEBMASTER PROFESIONAL hanya dalam 5 menit !!
  1. Mudah Instalasinya
  2. Mudah pengelolaannya
  3. Ribuan Themes dan Plugin siap pakai untuk mempercantik website anda
  4. Auto ping ke berbagai search engine
  5. Fasilitas komentar yang memudahkan pengunjung memberi timbal balik
  6. Fasilitas RSS Feed, memungkinkan pengunjung mengikuti perkembangan bisnis anda
  7. Design yang SEO Friendly memungkinkan website anda terindex dengan mudah oleh Search Engine
  8. Aneka Forum dan Support yang siap membantu anda langkah demi langkah
  9. Paling banyak dipakai oleh blogger-blogger profesional, pejabat negara dan pebisnis internet
Dengan keunggulan-keunggulan ini, anda akan menjadi YANG TERDEPAN di bisnis online !!
garansi

Bagaimana Sebuah Blog MAMPU menjadi MESIN UANG yang EFEKTIF??

Panduan membuat "Mesin Uang WordPress" akan menunjukkan kepada anda bagaimana sebuah blog dapat digunakan untuk Mendapatkan Uang dari Internet. Semua dijelaskan secara lengkap, praktis dan petunjuk step by stepnya mudah diikuti.
Mesin Uang WordPress

DAPATKAN SEKARANG JUGA :

  1. Tutorial WordPress Lengkap
    Anda akan tahu bagaimana menginstall WordPress baik di hosting gratis maupun bayar. Lengkap dengan cara pengelolaan sebuah blog, menambah fasilitas blog hingga trik agar mudah dideteksi Search Engine.
  2. Cara Promosi Web Efektif
    Bagaimana berpromosi yang efektif menggunakan aneka layanan gratis yang tersedia begitu banyak di Internet. Anda dapatkan cara dan petunjuk lengkapnya.
  3. Google AdSense Tips
    Cara menghasilkan ratusan bahkan ribuan dollar sebulan melalui Google AdSense. Temukan cara mendaftar, optimasi sampai teknik agar adsense anda begitu menarik untuk di klik dan menghasilkan dollar-dollar ke kantong anda.
  4. Program Affiliasi
    Anda juga akan mendapatkan aneka tips mencari program affiliasi yang menguntungkan dan banyak dibutuhkan oleh orang banyak. Termasuk juga cara meningkatkan penjualan produk anda di Internet

APA HANYA ITU ??

TIDAK !! Selain e-book Mesin Uang WordPress yang di-update terus setiap ada perkembangan terbaru, anda juga mendapatkan secara GRATIS:
  1. Script PHP WordPress Siap pakai dan selalu terupdate
  2. 3000 lebih themes WordPress yang bisa anda pilih
  3. Ratusan Plugins WordPress
  4. Software-software pendukung instalasi WordPress dan Promosi
  5. Ribuan artikel-artikel yang bisa anda gunakan untuk mengisi web AdSense.
  6. E-Book dan Video tutorial lain yang cukup bagus untuk mengembangkan wawasan anda.
  7. Ensiklopedia WordPress versi Offline
  8. Website Replika CafeBisnis.com untuk mencari pembeli dan mendapat bonus
  9. Komisi penjualan Rp. 50.000,-
  10. Full Akses GRATIS update terbaru Mesin Uang WordPress
SUPER BONUS !!!

Script WordPress Iklan Baris

Ubah WordPress anda menjadi web iklan baris tanpa daftar yang unggul dan Search Engine Friendly. Dilengkapi dengan tutorial yang memudahkan anda untuk menginstall. Fitur lengkap dan mudah dioperasikan.

Script WordPress for Reseller

Penemuan TERBARU!! WordPress untuk Web Reseller. Bagaimana sebuah blog biasa mampu menjadi Senjata Marketing yang MEMATIKAN. Script dan fitur lengkap. Mudah diinstall dan selalu terupdate. Dapat diintegrasikan dengan Autoresponder apapun.

Semua dikemas dalam 2 CD dan
dikirim langsung ke rumah anda

Tak perlu download lagi, tak perlu menghabiskan waktu mencari-cari software-software yang diperlukan. Karena semua keperluan yang ada di Tutorial ini telah tersedia secara lengkap dan anda tinggal memakainya saja.

Masih Kurang Yakin??

Kalau begitu lupakan tulisan diatas dan simak apa kata mereka yang sudah membeli CD ini sebelumnya :

"Buku tentang wordpress yang bagus, menuntun blogger pemula untuk ngeblog tahap per tahap disertai dengan contoh-contoh tampilannya. Mas Lutvi juga sangat jeli untuk memasukkan beberapa bagian yang mungkin tak berhubungan dengan wordpress namun diperlukan oleh seorang blogger untuk "eksis" di jagad blogosphere. Ini merupakan kelebihan buku ini dibandingkan beberapa buku yang sejenis. Saya sendiri terus terang banyak belajar dari buku ini." LUTHFI

"Sebuah buku yang cukup bagus untuk para bloger atau bagi anda yang tertarik untuk memulai membuat blog. Di dalam buku ini kita akan belajar langkah demi langkah bagaimana membuat, mengelola blog dan beberapa tips agar blog kita semakin berwarna. Buku ini cocok bagi bloger pemula dan menjadi referensi yang cukup bagus bagi bloger yang sudah berpengalaman." ALEX

Testimonial Lainnya, bisa dibaca di SINI


Berapa Investasi Bisnis Ini ??

Untuk 2 keping CD ditambah fasilitas update e-book dan script secara berkala, beberapa kawan menyarankan Rp. 500.000,- karena membandingkan dengan penjualan e-book di tempat lain yang harganya mencapai ratusan dollar untuk sebuah e-book tanpa CD apalagi software yang lain. Tapi TIDAK, saya bukan sedang berjualan. Saya sedang berbagi ilmu dan saya yakin anda akan setuju jika saya kasih discount 50% !!! Sehingga anda hanya perlu membayar Rp. 250.000,- saja.

Eiit.. tunggu dulu !!!

Jika anda mentransfer di BULAN JUNI ini, anda cukup membayar

Rp. 150.000,-

« BELI SEKARANG !! »

Setiap kali saya menemukan cara mengoptimalkan WordPress untuk berbagai keperluan, saya akan membaginya disini. Dan tentu saja, semakin banyak script yang berhasil saya buat, harganya akan semakin tinggi. Makanya, jika anda membeli sekarang, anda akan untung besar saat update nanti. Pengalaman sebelumnya edisi 1 harganya cuma 25.000, lalu 98.000 dan sekarang 150.000. Saya tidak tahu, berapa harga ditahap berikutnya... Mungkin 250.000 Jadi, buruan beli sekarang juga !!

Ikuti Perkembangan Kami

Masukkan Email anda :

Salam Sukses,


Hariyanto,
Jl. Kejawan Putih Tambak XXII/12
Surabaya 61256
Telp. 081331027097
E-mail : panenfulus@gmail.com



Monday, June 2, 2008

Gmail - ReadWriteWeb Weekly Wrapups - opungregar@gmail.com

"Google Health Launches - Cautious, Non-Innovative Entry into Health 2.0

This week Google announced the public availability of Google Health, after initially launching as a closed beta back in February. It is described as 'a safe and secure way to collect, store, and manage [your] medical records and health information online' and is being positioned as a way for users to control their own medical records.

Google Health is a decent entry into the game-changing (and potentially hugely profitable) world of health 2.0. But in comparison with other health startups, Google Health has a limited scope and is not as innovative a service as we've come to expect from Google..."

Gmail - ReadWriteWeb Weekly Wrapups - opungregar@gmail.com

"How to Make Facebook Useful Again

Oh the heels of some of Facebook's missteps (ahem, Beacon) and the proliferation of a myriad of useless, silly, and time-wasting apps, some former Facebook users decided to quit the site for good this year. However, a handful of early adopter angst doesn't have Facebook worried. Why is that? Because Facebook has a whole generation of users who grew up using their site for everything social back when it was just a way to network with their high school or college friends. So what are the everyday Facebook users doing that keeps them engaged in the service? It's not throwing sheep, apparently. For many Facebook users, there are still useful apps to be found and ways to use the service that the rest of us could learn from."

Gmail - ReadWriteWeb Weekly Wrapups - opungregar@gmail.com

Gmail - ReadWriteWeb Weekly Wrapups -
opungregar@gmail.com:
"Wikis Are Now Serious Business

wikibus.jpgOnly a handful of years ago, it was common to hear people laugh at Wikipedia. Anyone can edit it! How could you take it seriously? These days, just as blogs are, wikis are on their way to winning a reputation as serious publishing platforms.

Free hosted wiki provider Wetpaint announced last night that it's now raised a total of $40 million in venture capital. To celebrate this major financial validation of the wiki world, we thought we'd offer a brief survey of some of the most interesting ways that wikis are being put to serious use today."

Gmail - ReadWriteWeb Weekly Wrapups - opungregar@gmail.com

Gmail - ReadWriteWeb Weekly Wrapups - opungregar@gmail.com: "Web Apps

Next Gen Apps Won't Be Pushed Around By the Browser

rainbowpic.jpgThe invention of the browser was a huge boon to the internet and a substantial amount of computing now goes on through that interface we've grown to love. The internet is not a place where innovation takes a break, though, and a new generation of applications are emerging that have a different relationship with the web browser.

From taking control of the browser to connecting to the web outside of it, there are a number of new strategies being implemented by startups these days. In the following post we discuss seven different ways that new apps are telling browsers 'you 'aint the boss of me now!' Some you'll be familiar with, but some you may not be."

Gmail - ReadWriteWeb Weekly Wrapups - opungregar@gmail.com

Gmail - ReadWriteWeb Weekly Wrapups - opungregar@gmail.com: "Weekly Wrapup, 19-23 May 2008

Posted: 24 May 2008 10:00 AM CDT

Here are some of the highlights from the week's Web Tech action on ReadWriteWeb. On the product side we explored: next gen apps outside the browser, uses for wikis, Facebook's usefulness (or lack thereof), the public launch of Google Health, and 4 promising mobile social networks. On the trends side we analyzed: the Mobile Web, how to utilize Social Media in education and social change, and the state of the URL. Last but not least we covered this week's SemTech conference, about the Semantic Web."

Gmail - ReadWriteWeb Weekly Wrapups - opungregar@gmail.com

Gmail - ReadWriteWeb Weekly Wrapups - opungregar@gmail.com

Saturday, May 24, 2008

Harga BBM Naik lagi


Diperbaharui pada: 23 Mei, 2008 - Published 20:44 GMT
Email kepada teman
Versi cetak

Antrian BBM
Antrian menjelang perubahan harga BBM di berbagai kota di Indonesia.
Pemerintah Indonesia secara resmi mengumumkan mulai Sabtu dinihari harga bahan bakar minyak bersubsidi jenis premium, solar dan minyak tanah naik sebesar 28,7 %.

Kenaikan harga BBM ini akan diikuti dengan pemberian bantuan langsung tunai kepada warga miskin Indonesia.
Bantuan langsung tunai sebesar Rp 100 ribu ini sudah dapat dicairkan pada Sabtu ini pukul 10 Waktu Indonesia Barat di kantor pos terdekat.
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Purnomo Yusgiantoro menjelaskan harga bensin premium naik menjadi Rp 6.000, harga solar naik menjadi Rp 5.500 dan harga minyak tanah per liter Rp 2.500.
Kenaikan sebesar 28 persen tersebut menurut pemerintah tidak terlalu membebani masyarakat dan dunia usaha, dan untuk mengurangi dampak kenaikan harga BBM ini, pemerintah pada hari ini juga mulai menyalurkan bantuan langsung tunai sebesar Rp 100 ribu perbulan kepada 19,1 juta warga miskinIndonesia.
Menteri Sosial Bachtiar Chamsyah mengatakan, program bantuan langsung tunai ini terlebih dahulu akan dilaksanakan di 10 kota.
Total dana yang disediakan pemerintah untuk program bantuan langsung tunai ini mencapai Rp 14,1 trilyun rupiah.

Beras miskin

Bersamaan dengan pemberian uang tunai tersebut, pemerintah juga menyediakan kompensasi berupa pemberian beras miskin atau raskin dan penambahan subsidi bunga kredit usaha rakyat sebesar Rp 1 trilyun untuk periode Juni hingga Desember nanti.

Minyak Tanah
Pengeluaran masyarakat termasuk untuk beli minyak akan bertambah.

Kenaikan sebesar 28 % tersebut menurut pemerintah tidak terlalu membebani masyarakat dan dunia usaha, dan untuk mengurangi dampak kenaikan harga BBM ini, pemerintah pada hari ini juga mulai menyalurkan bantuan langsung tunai sebesar 100 ribu rupiah perbulan kepada 19,1 juta warga miskin Indonesia.

Menteri Sosial Bachtiar Chamsyah mengatakan, program bantuan langsung tunai ini terlebih dahulu akan dilaksanakan di 10 kota.

Total dana yang disediakan pemerintah untuk program bantuan langsung tunai ini mencapai Rp 14, 1 trilyun rupiah.

Bersamaan dengan pemberian uang tunai tersebut, pemerintah juga menyediakan kompensasi berupa pemberian beras miskin atau raskin dan penambahan subsidi bunga kredit usaha rakyat sebesar Rp 1 trilyun rupiah untuk periode Juni hingga Desember nanti.

Saturday, May 10, 2008

Kandidat Demokrat Masih "Perang" Kata-kata

Hillary Perlu Menang Mutlak
Kandidat Demokrat Masih "Perang" Kata-kata

function Small(me)
{
me.width /= 1.700; me.height /= 1.700;
}

AP Photo/Carolyn Kaster / Kompas Images Para pendukung berada di luar National Constitution Center sebelum debat calon presiden Partai Demokrat, Hillary Clinton dan Barack Obama, di Philadelphia, 16 April. Keduanya menghadapi pemilihan pendahuluan yang menentukan di Pennsylvania, Selasa (22/4).
Senin, 21 April 2008 00:18 WIB
Philadelphia, Minggu - Kandidat presiden Amerika Serikat dari Partai Demokrat, Hillary Clinton, memerlukan kemenangan besar dalam pemilihan pendahuluan di Negara Bagian Pennsylvania, 22 April. Dalam jajak pendapat oleh RealClearPolitics, Hillary hanya unggul 6 persen atas rivalnya, Barack Obama.
Sejumlah pengamat yakin Hillary perlu unggul setidaknya dua digit atas Obama di negara bagian kelas pekerja itu. Saat ini Hillary masih tertinggal dalam perolehan delegasi dari Obama.
”Dia menghadapi situasi di mana angka benar-benar tidak mendukung. Pertanyaan yang sekarang banyak beredar di kalangan Demokrat: mengapa terus (bersaing) jika Anda benar-benar tak bisa menang,” kata Julian Zelizer, pakar dari Princeton University, Minggu (20/4).
Jika Hillary berhasil menang di Pennsylvania, akhir permainan partai dan sembilan kontes yang tersisa akan ditentukan oleh angka kemenangannya. ”Saya perkirakan dia (Hillary) menang. Pertanyaannya, apakah kemenangan itu lewat 10 angka atau lebih atau kurang 10 angka,” kata Tom Baldino, profesor ilmu politik di Wilkes University, Pennsylvania.
Selain jajak pendapat oleh situs RealClearPolitics, sejumlah jajak pendapat hanya memberikan kemenangan sebesar lima persen atau kurang untuk Hillary. Sebuah kekalahan di Pennsylvania, seperti dikatakan Gubernur New Jersey Jon Corzine, akan menjadi ”kesulitan”.
Kubu Hillary sendiri mengakui, sebuah kemenangan besar di Pennsylvania sulit diraih. ”Ini tidak akan jadi ledakan. Kami perlu menang hari Selasa nanti, tetapi kami memperkirakan hanya kemenangan tipis,” kata Nick Clemons, direktur kampanye Hillary di Pennsylvania.
Penampilan kuat Obama akan membantu dia keluar dari kesulitan yang membelitnya dalam kampanye selama enam pekan ini. Obama sempat ”menyakiti” hati kelas pekerja kulit putih di Pennsylvania dalam sebuah kampanyenya, dengan mengatakan bahwa dalam situasi yang pahit, mereka akan beralih ke senjata dan agama.
Lempar tuduhan
Menjelang pemilihan pendahuluan di Pennsylvania, Hillary dan Obama saling melemparkan tuduhan bahwa rivalnya menyebarkan kampanye negatif. Obama menuding Hillary menggunakan taktik negatif dan mengubah posisi dalam isu-isu penting.
”Yang terjadi adalah Senator Clinton menginternalisasi banyak strategi dan taktik yang membuat Washington menjadi tempat yang menyedihkan, di mana yang kami kerjakan hanyalah perang mulut dan berkelahi,” kata Obama di Paoli, Sabtu.
Kubu Hillary membalas dengan mengatakan Obama-lah yang berkampanye negatif. ”Dia selalu berkata dalam pidatonya bahwa dia menjalankan kampanye positif, tetapi justru melakukan sebaliknya,” kata Hillary saat kampanye di California.
Saat ini Obama memimpin dalam perolehan delegasi atas Hillary dengan 1.645 berbanding 1.507. Diperlukan 2.025 delegasi untuk menjadi nomine Partai Demokrat.
Beberapa jajak pendapat menunjukkan Obama masih unggul atas Hillary secara nasional. Jajak pendapat oleh Newsweek menunjukkan, Obama unggul 19 poin dengan 54 persen, mengungguli Hillary yang memperoleh 35 persen. (ap/afp/reuters/fro)