Sunday, September 20, 2009

Penulisan Jurnal dan Pembelajaran Orang Dewasa


Penulisan Jurnal dan Pembelajaran Orang Dewasa
Intisari ERIC No. 174

“Nilai dari penulisan jurnal pada suatu kursus dengan siswa dewasa tidak dapat terlalu ditekankan” (Sommer 1989, hal : 115).
Jurnal dan diari memiliki sejarah yang panjang sebagai alat bantu mengekspresikan diri. Beberapa tim yang sering dijumpai pada pembelajaran dewasa mulai diudarakan mengembangkan kapasitas untuk refleksi yang kritis dan membuat arti direfleksikan dalam bentuk jurnal, dapat digunakan dalam pendidikan dewasa. Jurnal merupakan alat yang sangat berguna dalam suatu variasi setting pendidikan dewasa. Jurnal dialog sebagai contoh, telah menjadi sesuatu yang popular dalam kesusasteraan dan Bahasa Inggris sebagai bahasa kedua dalam kelas. Intisari ini memfokuskan pada beberapa tipe jurnal, mengolah atau mengkaji nilai-nilai yang dimilikinya dalam membantu orang dewasa menembus perjalanan pembelajaran mereka dan menyimpulkan nasehat dari kesusasteraan dalam cara-cara yang efektif untuk menggunakan jurnal.

Tipe-Tipe Jurnal

Satu tipenya adalah jurnal tanggapan pembaca atau buku harian sastra, dimana pelajar mencatat tanggapan mereka terhadap suatu bacaan. Digunakan pada semua level dari pendidikan dewasa tingkat dasar sampai pada tingkat sarjana. Catatan harian ini memungkinkan pembaca untuk memasuki suatu literatur dalam suara mereka sendiri (Perham 1992), menempatkan diri mereka yang ada hubungannya dengan teks dan menemukan apa yang mereka pikirkan tentang itu. Sudah lama berlangsung, buku harian itu sendiri menjadi teks utama lainnya dimana melalui buku itu mereka bisa memberikan tanggapan (Perl 1994). Biasanya, catatan dibagi-bagikan pada kelas, ini akan merangsang terjadinya diskusi. Dalam sebuah variasi yang digambarkan oleh Perham, sebuah catatan yang berhalaman lepas yang mampu didapat oleh keseluruhan kelas, menjadi suatu jurnal kerja sama / bersama dimana guru dan siswa memberikan komentar

selanjutnya. Keduanya, Perham dan Perl merasa bahwa tanggapan jurnal ini memiliki kekuatan untuk membangun sebuah komunitas pelajar melalui proses membaca dan menulis secara bersama-sama.
Jurnal belajar adalah suatu cara yang sistematis dalam mendokumentasikan pembelajaran dan mengumpulkan informasi untuk dianalisa sendiri dan refleksi. Ketika digunakan dalam sebuah kelas pendidikan dewasa, sedikit banyaknya mereka dapat tersturktur, tergantung pada sasaran dan tingkat pengarahan diri dari para pelajar. Misalnya: dari Schatzberg Smith (1989), Oaks (1995) dan Clark (1994) menggambarkan tingkat pelajar yang berskala luas dan aplikasi. Pelajar dewasa pada Community College yang secara akademis tidak siap (Schatzberg Smith, 1989) menggunakan semuanya itu untuk mencatat kebiasaan belajar dan sikap mereka. Melalui dialog jurnal dengan seorang dewasa yang lebih pintar secara akademis, mereka menerima dukungan, wawasan dan feedback, belajar untuk menghubungi yang abstrak dan yang nyata, dan mengembangkan strategi metakognitif mereka akan itu untuk pendidikan yang lebih tinggi.
Pelajar jarak jauh kekurangan kehadiran secara fisik dari semua pelajar untuk berdialog dan kerja sama. Pada Empire State College (Oaks 1995), sebuah jurnal belajar yang terstruktur meniru banyak bagi pelajar jarak jauh dari fungsi sebuah kelompok tulisan yang bekerja sama. Siswa diberikan pertanyaan khusus yang merangsang catatan jurnal mereka dan memperkuat gerakan mereka melalui proses penulisan. Dengan pengertian, jurnal menggantikan dialog diri untuk ceramah kemasyarakatan.
Clark (1994) menjelaskan bagaimana terstrukturnya jurnal pembelajaran memajukan sasaran belajar / pembelajaran yang berabsiskan pengalaman untuk pelajar gerontology yang mempersiapkan untuk bekerja pada tim (kelompok) kepedulian kesehatan antardisiplin ilmu. Setiap perkembangan yang terjadi pada dialog pada jurnal diungkapkan melalui tiga tipe catatan masuk : (1) catatan yang berabsiskan observasi, (2) catatan teori yang berusaha untuk membuat arti dari observasi dan juga arti dari pengalaman, (3) catatan metodologi, sebuah papan

buletin tulisan yang di atasnya dapat ditempatkan pengingat metakognitif tentang proses pembelajaran
Jurnal reflektif sedang digunakan secara luas dalam bidang pendidikan profesional perawatan kesehatan sebagai alat untuk pengemban praktisir reflektif. Misalnya, pelajar keperawatan dapat membaca teks yang bersifat fiksi ataupun non-fiksi dan menulis tanggapan bebas dan terstruktur yang memudahkan hubungan antara ruangan belajar dan pengalaman klinik dan memungkinkan mereka untuk memeriksa dan menjelaskan sikap-sikap mereka tentang perawatan pasien (Fitzgerald dan Weidner, 1995). Jurnal-jurnal seperti itu adalah “sebuah tanda berhenti yang disengaja pada kajian-kajian mereka yang berorientasikan pada teknologi”. Paterson (1995) mendiskusikan bagaimana jurnal reflektif siswa keperawatan merupakan suatu tempat dimana mereka dapat mempraktekkan cara-cara untuk mengetahui dan membayangkan cara-cara baru dalam berpikir dan dalam memberikan tanggapan. Mereka membuat siswa mampu untuk menantang suatu status quo dan tidak setuju dengan para guru, dan memberi mereka suatu tempat yang aman dimana mereka bisa mencobakan dan mempertahankan ide-ide atau pendapat mereka.
Jurnal reflektif juga digunakan dalam suatu persiapan bagi pendidik dewasa. Kegiatan kognitif dirangsang oleh tipe jurnal ini dengan melibatkan observasi, spekulasi, keraguan, pertanyaan, kesadaran diri, penyataan masalah, pemecahan masalah, pengungkapan emosi dan pemberian ide (Holt, 1994).
Jurnal elektronik sedang digunakan dalam pendidikan jarak jauh dan untuk setting-setting lainnya. McIntyre dan Tlusty (1995) menjelaskan bagaimana guru yang memberikan pelayanan lebih awal melakukan suatu dialog reflektif dalam praktek mengajar yang menggunakan email elektronik. Sebagaimana dengan banyaknya situasi belajar yang berorientasikan komputer, masalah yang paling besar yaitu adanya ketidaknyamanan dengan teknologi atau kesulitan dalam segi akses. Bagaimanapun juga, jurnal dialog elektronik meningkatkan hubungan perkampusan dengan pembimbing pendidikan guru dan menyediakan


dukungan moral untuk guru-guru siswa yang terisolasi (terpencil) melalui refleksi bersama pada prakteknya.